Tuesday, January 22, 2019

Makalah menjadi reporter acara

MAKALAH

Menjadi Reporter Acara
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepenyiaran / Broadcasting yang diampu oleh Drs. Irawan Suprapto , M.Pd
Pada program studi pendidikan bahasa inggris
Disusun oleh:
Yunida Nindiya
Siti Halimatu Nurkholifah


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMADIYAH KOTABUMI-LAMPUNG
November 2018



KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami , sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Menjadi Reporter Acara”
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.
 Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian.




     Kotabumi,November 2018

     Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar  Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penulisan 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
2.1 Tips Dan Syarat Menjadi Reporter Radio 6
2.2 Hal Terbaik Dan Hal Terburuk Bagi Reporter Radio 8
2.3 Merancang Dan Mengeksekusi Liputan Berita Radio 9
2.4 Contoh Naskah Reporter Radio 15
BAB III 18
PENUTUP 18
A. Kesimpulan 18
B. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 19





BAB I
PENDAHULUAN

Latar  Belakang
Cara atau pola kerja reporter radio itu pada dasarnya sama saja dengan reporter media lainnnya, dalam hal "cover news stories" (meliput berita). Pembeda utamanya, reporter radio seperti halnya reporter televisi harus memiliki suara bagus (good sound). Untuk reporter radio, "tampang" tidak penting, karena yang mereka "tunjukkan" ke pendengar hanya suara, bukan wajah. Beda dengan reporter televisi yang harus "good looking", "good picture", atau populer disebut "camera face" . Reporter radio harus bisa menemukan suara yang mengilustrasikan cerita, seperti rekaman wawancara, suara suasana live dari konferensi pers, efek suara (sound effect), dan sebagainya. Suara-suara itu akan menjadi pelengkap cerita. Tugas Anda sebagai reporter radio antara lain membuat pendengar merasakan suasana seperti yang Anda rasakan.
Poin lainnya adalah menjadikan radio sebagai "media instan" yang mampu menyampaikan berita kapan saja, di mana saja, dan dari sumber mana pun. Anda tinggal memerlukan sambungan telepon untuk wawancara narasumber di mana pun di berbagai belahan dunia. Itu artinya, laporan berita Anda per jam dapat di-update dengan banyak cara yang bagi reporter televisi dan media cetak lebih sulit melakukannya. Surat kabar harus menunggu hari berikutnya untuk update berita. Televisi harus menunggu gambar yang bagus untuk bisa ditayangkan. Reporter radio  cukup dengan suara







Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas kami merumuskan beberapa masalah yaitu diantaranya:
Apa saja tips dan syarat menjadi reporter radio ?
Apa saja hal terbaik dan hal terburuk bagi reporter radio?
Bagaimana merancang dan mengeksekusi liputan berita radio?
Bagaimana dan berikan contoh naskah reporter radio ?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tips dan syarat menjadi reporter radio
Untuk mengetahui hal terbaik dan hal terburuk bagi reporter radio
Untuk mengetahui merancang dan mengeksekusi liputan berita radio
 Untuk mengetahui contoh naskah reporter radio























BAB II
PEMBAHASAN

Tips Dan Syarat Menjadi Reporter Radio
Tips Menjadi Reporter Radio
Baca, baca dan baca
Seorang reporter wajib hukumnya membaca buku, agar luas wawasannya dan up to date berita-berita terkini. Jika kamu tidak suka membaca buku, minimal luangkan 10 menit setiap bangun tidur untuk membaca berita melalui smartphone.
2. Selalu Belajar Hal-Hal Baru
Seorang Reporter Harus Ingin Tahu Hal Baru. Tentu menjadi reporter harus giat belajar, supaya ilmunya semakin bertambah. Karena liputan sifatnya tidak bisa diprediksi. Contohnya, jika ada peliputan di DPR, maka harus belajar politik. Atau jika peliputan di KPK, kamu bisa belajar hukum.
3. Kemampuan Berkomunikasi
Walaupun kamu bukan dari anak Ilmu Komunikasi, tapi setidaknya kamu memliki kemampuan public speaking. Karena reporter setiap harinya bertemu dengan orang baru, yang memiliki karakter berbeda-beda. Misal membedakan berbicara antara Presiden dengan Petani.
4. Percaya Diri
Tentu ini hal utama, jika seorang reporter televisi melakukan live report. Reporter dituntut berani tampil di depan orang dan yakin atas informasi yang telah didapatkan dari kedua belah pihak narasumber, untuk segera disampaikan kepada masyarakat.


5. Tidak Manja
Ingin menjadi reporter, tapi masih memiliki sifat kekanak-kanakan. Tentu sifat itu harus segera dihilangkan, karena menjadi jurnalis kerjanya dinamis atau tidak menentu. Misalkan kamu harus live report di terik matahari, hujan-hujanan dan blusukan ke tempat terpencil pun harus siap. Menjadi seorang reporter itu tidak boleh setengah-setengah, harus totalitas dan memang mempunyai kemampuan di bidang tersebut.
Syarat menjadi reporter radio.
Anda perlu membangun keterampilan wawancara yang mumpuni. Selain menguasa teknik bertanya yang efektif, Anda juga harus mampu membuat narasumber nyaman. Jika narasumber Anda gugup (nervous) saat wawancara, maka kegrogian itu akan terdengar di suaranya.
Anda harus bisa merespon cepat dengan pertanyaan dan komentar setiap jawaban yang muncul, agar wawancara yang terekam terdengar layaknya percakapan alami, bukan terdengar kaku seperti wawancara. Anda juga harus mengajukan pertanyaan yang ringkas. You need keep your questions short!
Reporter radio juga harus menguasai peralatan, terutama alat perekam (recorder). Tak kalah pentingnya, Anda harus memiliki "strong script-writing skills", keterampilan menulis naskah-radio yang baik.
Suara reporter radio . Reporter radio mesti memiliki teknik pernapasan dan teknik vokal yang baik. Anda harus berlatih agar tidak mengeluarkan suara "Um" (Inggris), "Eee", "Eu...", "Anu apa itu..." alias latah dan gagap. Reporter radio mesti bicara jelas dan latihan membaca agar lancar dengan suara keras. Terpenting, Anda harus selalu memahami yang Anda katakan (suarakan).




Hal Terbaik Dan Hal Terburuk Bagi Reporter Radio
Hal Terbaik Bagi Reporter Radio.
Kesegeraan (immediacy) merupakan hal menyenangkan bagi reporter radio, yakni kecepatan menyampaikan berita kepada pendengar.
Radio juga membangun kedekatan dengan pendengar. Anda "ngobrol" dengan pendengar. Itulah yang membuat radio sebagai media yang sangat pribadi (very personal medium). Anda, reporter radio, membangun kedekatan dengan pendengar.
Hal Terburuk Bagi Reporter Radio
Hal buruknya, Anda tidak bisa menyampaikan berita secara detail dan panjang-lebar. Anda hanya bisa menyampaikan fakta terpenting secara global, ringkas, dan sekilas. Jika terlalu lama (panjang), berita Anda tidak akan efektif, mudah dilupakan pendengar.
Radio itu didengar sekali, dan hanya sekali, sebelum lenyap into outer space. Maka, Anda harus menyampaikan laporan dengan singkat, ringkas, dan biarkan detail berita (story depth) menjadi bagian media cetak atau media online. Dengan alasan ini, analisis isu aktual menjadi tidak mudah di radio.Fakta-fakta rumit dan angka-angka harus "disebar" di sela-sela berita, atau Anda akan kehilangan konsentrasi pendengar.
  Merancang Dan Mengeksekusi Liputan Berita Radio
Liputan tidak lepas dari peran seorang Kordinator Liputan (Korlip) yang bertanggung jawab terhadap agenda setting liputan dan penugasan reporter. Peran seorang Produser juga sangat penting, karena dialah sebenarnya yang bertanggungjawab penuh terhadap jalannya run down atau urut-urutan konten atau isi siaran dan program. Selain tentunya peran seorang reporter yang melaporkan berita dari lapangan dan peran seorang anchor/penyiar yang mengantar laporan reporter dari lapangan.
Selain aturan main pedoman kerja atau bahasa kerenya standart operasional prosedur (SOP). Sukses tidaknya sebuah liputan dari planning (penugasan, mapping lokasi liputan, dll) sampai pada Action (cara reporter melaporkan, konten laporan, dll) tergantung juga dari kemampuan/kompetensi dari masing-masing personil di pos-pos yang terlibat (produser, korlip, reporter, anchor/penyiar).
Pernah mendengar seorang reporter di radio melaporkan sebuah kejadian/peristiwa di satu lokasi. Dia mengambarkan apa yang terjadi dilokasi itu dari gambaran atau pandangan mata yang terekam olehnya. Bahkan kadang kala kita dengar juga ditengah2 laporannya dia mewawancarai orang/masyarakat yang kebetulan berada dilokasi tersebut atau dia masukan rekaman kutipan komentar/statement dari narasumber yang berkaitan atau berkepentingan dengan kejadian/peristiwa yang sedang berlangsung, yang sudah diwawancarai sebelumnya di lokasi kejadian.  Itulah Report On the Spot (ROS).
Secara singkat ROS dapat didefinisikan sebagai laporan langsung oleh reporter dari lokasi kejadian, berdurasi 1-2 menit, dan apabila peristiwanya berkembang dapat dilakukan ROS lanjutan. Inilah yang biasanya menjadi jenis liputan dan laporan paling dominan untuk radio. Berikut urutan bagaimana merencanakan liputan sampai pada eksekusi liputan dan presentasi laporan.
Planning Liputan.
Ada 3 (tiga) unsur utama agenda setting liputan yang harus diperhatikan oleh penanggungjawab masalah liputan (Korlip), yaitu :
Sumber liputan.
Seperti ; Fax/tlp, SMS, info reporter/tim redaksi lain, email, FB, twitter, isu yang sedang berkembang di masyarakat, peristiwa yang baru saja terjadi, update peristiwa yang sudah terjadi.
Hal paling utama yang harus diperhatikan penanggungjawab liputan dalam memilah agenda liputan adalah news value. Ada ukuran-ukuran tertentu yang harus dipenuhi agar suatu kejadian atau peristiwa dapat diberitakan. Ukuran ini disebut sebagai Kriteria Layak Berita (News Value), yaitu layak tidaknya suatu peristiwa untuk diberitakan. Biasanya peristiwa yang dianggap mempunyai nilai berita atau layak berita adalah yang mengandung satu atau beberapa unsur berikut ini:
Actual (kekinian) atau bisa juga disebut baru (Timeliness) : peristiwa yang diliput dan diberitakan baru saja terjadi atau mengandung kekinian. Jika peristiwa sudah lewat, maka dianggap basi.
Signikansi (penting) : Peristiwa penting yang dapat mempengaruhi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang mempunyai akibat terhadap kehidupan masyarakat.
Magnitude (besar) : Peristiwa besar yang berpengaruh bagi kehidupan orang banyak,
Proximity (kedekatan) : Peristiwa yang terjadi dekat dengan pendengar. Biasanya, kedekatan ini bersifat geografis atau emosional.
Prominence (tenar) : Peristiwa yang menyangkut orang, benda atau tempat yang terkenal atau sangat dikenal oleh masyarakat.
Human Interest (manusiawi) : Peristiwa yang memberi sentuhan perasaan bagi pendengar.
Konflik : Peristiwa yang menghadirkan dua pihak yang saling berlawanan kepentingan.
Kontroversial : peristiwa yang biasanya bertentangan dengan norma-norma umum yang berlaku di masyarakat.
Unsual (tidak biasa) atau Aneh (Oddity) : Peristiwa yang tidak biasa terjadi.
Menyangkut kebijakan pemerintah (government action).

Kebenaran/validitas sumber liputan.
Hal yang juga penting harus diperhatikan oleh penanggungjawab liputan adalah kebenaran dari informasi yang diterima melalui berbagai jalur tersebut. Apalagi informasi yang diterima melalui email, Blackberry Messenger (BBM), twitter, bahkan SMS, karena seperti kita ketahui unsur hoax atau berita bohong melalui jalur tersebut sangat mungkin terjadi.
Kecuali informasi liputan lewat fax atau surat/undangan resmi liputan dari lembaga tertentu biasanya lebih dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan, Karena selain nama instansi yang mengundang jelas, juga terdapat detail acaranya, tempat, waktu dan siapa person yang bertanggungjawab atas udangan tersebut.
Penugasan reporter.
Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan dalam penugasan reporter dilapangan, yakni:
Waktu penugasan
Kedekatan lokasi
Kompetensi reporter
Target liputan
Target narasumber
Peralatan penunjang.
Liputan peristiwa besar memang lebih rumit, perlu  konsentrasi dan kemampuan mumpuni dari seorang kordinator liputan dan produser, karena menyangkut masalah mapping atau pemetaan daerah liputan, sumberdaya yang harus dikerahkan, peralatan penunjang tambahan, dan kontinuitas laporan atau perkembangan informasi terbaru dari lapangan yang siap disampaikan secara terus menerus tanpa jeda atau dengan jeda yang tidak terlalu panjang, termasuk juga biaya yang diperlukan.
Liputan non peristiwa besar :
Waktu penugasan: Penangungjawab liputan wajib memperhatikan waktu/jam peristiwa yang akan diliput. Contoh : Jika peristiwa yang harus diliput antara pukul 06-10 pagi, maka penugasan liputan harus diberikan 1 (satu) hari atau sore atau malam hari sebelumnya. Untuk peristiwa yang waktu peliputannya di atas jam 10, maka penugasannya dapat diberikan pagi hari (3-2 jam sebelumnya) untuk memberikan waktu kepada reporter menuju ke tempat liputan tepat waktu.
Kedekatan lokasi : Penanggungjawab liputan wajib memperhatikan lokasi/domisili reporter yang akan ditugaskan dari factor kedekatan, kemudahan transfortasi, dan jarak dari satu lokasi liputan ke lokasi liputan lainnya.
Kompetensi reporter : Penanggungjawab liputan wajib memperhatikan kompetensi reporter untuk meliput satu bidang liputan tertentu. Reporter yang ditugaskan harus memiliki pemahaman yang baik terhadap masalah yang akan diliputnya. Penanggungjawab liputan wajib memberikan briefing kepada reporter, apabila reporter yang ditugaskan bukan yang memiliki kompetensi terhadap bidang yang akan dia liput.
Target liputan : Penanggungjawab liputan wajib memberikan arahan kepada reporter mengenai focus dari masalah yang akan diangkat sebagai berita/laporan dari liputannya.
Target nara sumber : Penanggungjawab liputan wajib memberikan arahan kepada reporter mengenai narasumber yang akan diwawancara lebih lanjut secara khusus baik oleh reporter bersangkutan atau oleh penyiar.
Peralatan penunjang : Reporter wajib membawa peralatan lengkap berupa alat perekam, lap top, HP, kamera.

Liputan Peristiwa Besar .
Contoh liputan peristiwa besar adalah Ledakan bom yang berdampak besar, gempa besar, banjir dan longsor skala besar, unnjuk rasa skala besar, dll)
Fokus liputan : Sumber daya yang berdekatan, atau tidak jauh dari lokasi di fokuskan pada satu titik lokasi liputan dan lokasi yang terkait dengan peristiwa yang sedang terjadi.
Lokasi liputan : Penanggungjawab liputan sudah harus bisa memetakan titik-titik di suatu lokasi peristiwa yang harus diliput oleh reporter atau tim liputan, jumlah SDM yang dikerahkan, focus liputan/laporannya, rentang waktu penugasan, Reporter/SDM pengganti, alat penunjang yang diperlukan.
Kontinuitas : Penanggungjawab liputan harus dapat menjaga kontinuitas berita, baik perkembangan dari satu lokasi peristiwa atau lokasi yang berdekatan dan terkait dengan peristiwa yang sedang terjadi atau dari daerah yang berbeda namun masih terkait dengan peristiwa yang sedang menjadi focus liputan.

Action Liputan
Waktu dan prioritas laporan : Penanggungjawab liputan harus dapat mengatur waktu laporan bagi reporter dengan memperhatikan mana laporan yang harus didahulukan on air dan mana laporan yang bisa ditunda waktu on airnya. Note : Setiap reporter biasanya merasa bahwa berita yang akan dia laporan harus didahulukan. Pada saat meliput peristiwa yang sedang terjadi reporter wajib menyampaikan laporan awal secepat mungkin untuk memberikan gambaran awal situasi yang terjadi.
Durasi : Penanggungjawab liputan wajib mengarahkan reporter untuk memperhatikan durasi laporan baik dengan insert atau tanpa insert. Durasi laporan biasanya maksimal 3 menit diluar peristiwa besar dan bisa lebih dari tiga menit jika menyangkut peristiwa besar.
Presentasi laporan : Penanggungjawab liputan dan reporter harus memperhatikan unsur ABC dan 2S, yaitu Accuracy (akurat, tajam, dan terpercaya), Bravity (singkat dan padat), Clarity (jelas dan tidak bias), Sincerity (apa adanya), dan Simplicity (sederhana)
Penanggungjawab liputan dan reporter harus memperhatikan dasar  5W 1H dalam penyampaian laporan dengan mendahulukan What dan Who terlebih dahulu agar pendengar langsung mendapatkan informasi yang diinginkan dan menarik perhatian pendengar ketika mendengarkan awal laporan (ear catching).
WHAT : Apa inti dari sebuah berita atau peristiwa. Apakah berkaitan dengan masalah human interest, politik, ekonomi, hukum, bencana atau musibah lain yang menyangkut kepentingan publik.
WHO : Menyangkut siapa yang terkait dengan peristiwa dan berita dan siapa yang bisa dihubungi, bisa saja orang yang terlibat langsung dengan sebuah peristiwa (korban, saksi mata, atau petugas), pengamat, pakar atau pejabat pemerintah dan kalangan DPR.
WHY : Menyangkut latar belakang terjadinya sebuah peristiwa.
WHEN : Menyangkut kapan peristiwa tersebut terjadi.
WHERE : Menyangkut tempat atau lokasi peristiwa terjadi.
HOW : Menyangkut bagaimana sebuah peristiwa bisa terjadi. Dalam tugas meliput berita, bagi seorang reporter HOW juga bisa berarti bagaimana peliputan berita dilakukan dan bagaimana menyampaikannya.
Penanggungjawab liputan dan reporter harus memperhatikan prinsip dalam menyampaikan laporan pandangan mata :
Apa peristiwanya : Ledakan bom, banjir, longsor, gempa bumi, tsunami, kecelakaan kapal tenggelam, pesawat jatuh, atau tabrakan. Persidangan kasus-kasus yang menjadi perhatian masyarakat, unjuk rasa, tawuran, dll.
Bagaimana cara melaporkan : Dengan empati, tempo perlahan/normal, emosi gembira atau ketegangan.
Dimana peristiwa berlangsung : Gedung tertutup, tempat terbuka, tepi pantai, atau ditengah keramaian. Lokasi peristiwa berlangsung akan menentukan volume dan power suara yang harus dikeluarkan dan pemilihan tempat untuk pelaporan yang memungkinkan di  sekitar lokasi.
Detail peristiwa : Bagaimana kejadiannya, korban, data, kondisi terkini, penanganan oleh petugas, dll.
Gunakan panca indra :
Penglihatan, yakni gambarkan apa yang dilihat.
Penciuman, yakni gambarkan apa yang tercium, seperti bau busuk, anyir,    terbakar, dll.
Pendengaran, yakni gambarkan apa yang didengar, seperti letusan senjata, suara kaca yang dipecahkan, sirine pemadam dan petugas, dll.
Perasaan, yakni mengambarkan apa yang dirasakan saat itu, seperti ketegangan antara demonstran dengan petugas, ketegangan antara dua kelompok yang sedang bertikai, atau suasana pengepungan sarang teroris oleh densus 88, dll.
Memilih kata-kata yang tepat : Pergunakan kata kerja daripada kata sifat, singkat dan jelas, serta bahasa yang sederhana. Tidak menggunakan istilah asing yang mungkin saja tidak diketahui khlayak umum seperti penggunakan istilah yang berasal dari bahasa asing.
Perhatikan juga struktur laporan pandangan mata :
Horizontal, menggambarkan kondisi tempat melaporkan dari kanan ke kiri, atau dari kiri ke kanan atau juga dari depan ke belakang. Contohnya, kerumunan massa yang sedang berunjuk rasa.
Vertikal, menggambarkan sesuatu dari atas ke bawah dan dari kejauhan sampai yang ada di depannya. Contohnya, pemasangan spanduk raksasa di tugu Monas untuk memecahkan rekor MURI.
Zoom in, menggambarkan dari jauh ke dekat, atau zoom out menggambarkan dari dekat ke jauh. Contohnya, suasana penonton dalam sebuah pertandingan sepakbola.
Kualitas insert : Penanggung jawab liputan wajib melakukan pengecekan terhadap kualitas insert yang akan dijadikan bagian dari laporan reporter dengan memperhatikan kejernihan suara/rakaman, siapa yang bicara atau kutipan siapa, durasi, konten pernyataannya, dan kapan atau dibagian mana reporter akan memasukan insert tersebut.
Setelah semuanya dipastikan sudah memenuhi standart layak on air, barulah berita tersebut dapat di on air kan untuk konsumsi pendengar/masyarakat
 Contoh Naskah Reporter Radio

Radio              : Shawtuna FM
Penyiar           : Firmanda Salim
Frekuaensi     : 105,5 FM
Segmen           : Olahraga
Assalamualaikum Wr.Wb
Selamat Siang Shawtuners / masih di Shawtuna 105,5 FM The Young Radio Favorite Station / dalam program Lensa Olahraga bersama saya Firman untuk 30 Menit kedepan // Berita olahraga kali ini datang dari Final Liga Basket Indonesia / dalam putaran Final ini mempertemukan Tim dari CLS Knight Surabaya melawan Tim dari Pelita Jaya Jakarta / yang bertanding di Britama Arena Jakarta // Final game pertama dimenangkan oleh Tim dari Pelita Jaya Jakarta yang membuat agregat sementara menjadi 1-0 dari CLS Knight Surabaya // Pada saat putaran final game kedua ini kedua tim memperebutkan kemenangan dengan sangat sengit / karena game ini juga bisa dibilang game penentuan untuk kemenangan dari Pelita Jaya Jakarta // Namun keadaan berbalik / dari game final putaran kedua ini / CLS Knight Surabaya memenangkan game ini dengan skor 59-54 dari Pelita Jaya / dan akhirnya membuat agregat nilai imbang 1-1 // Dan saat ini adalah game final putaran terakhir untuk menentukan siapakan pemenang dari Liga Basket Indonesia tahun ini // Shawtuners saat ini kita sudah terhubung dengan Arif di Britama Arena Jakarta //
Penyiar      : Assalamualaikum Arif / bagaiman keadaan putaran game final terakhir IBL di  Britama Arena Jakarta saat ini? //
Reporter    : Waalaikumsalam Firman / keadaan disini sangat ramai sekali / banyak penonton yang memadati tribun untuk melihat secara langsung putaran penentuan pemenang IBL tahun ini //
Penyiar      : Baik Arif / bisa jelaskan secara rinci pertandingan final saat ini untuk Shawtuners di rumah //
Reporter    : Bisa sekali Firman / baik shawtuners / kali ini saya sudah berada tepat di tribun penonton paling depan / suasana disini sangat ramai sekali hingga terakan-teriakan / yel-yel untuk kedua tim ini terdengar bergemuruh shawtuners // Saat ini pertandingan sudah memasuki babak terakhir dengan keunggulan CLS Knight Surabaya 64-58 dari Pelita Jaya Jakarta // Bila dilihat disini shawtuners / Tim CLS Knight menguasai pertandingan dibabak terakhir ini / dan mungkin bisa dipastikan CLS Knight akan menjuarai IBL tahun ini //
Penyiar      : Yap Arif / dengan keunggulan sementara dari Tim CLS Knight Surabaya / berapakah sisa waktu untuk babak terkahir ini? / dan apakah Tim Pelita Jaya masih berusaha menekan permainan dari CLS Knight Surabaya?//
Reporter    : Sisa waktu disini tinggal 4Menit lagi Firman / dan pasti shawtuners mendengar meriahnya Stadion ini karena suporter dari CLS Knight dari tadi bersorak-sorak menanti kemenangan dari CLS Knight yang padahal masih ada sisa waktu 4 Menit lagi // Tapi sisa waktu masih cukup Firman untuk Tim Pelita Jaya menyusul point yang tertinggal / karena Tim Pelita Jaya tidak mengurangi tekanannya kepada Tim CLS Knight //
Penyiar      : Sepertinya disana asik sekali ya Arif / oke shawtuners / pasti shawtuners tidak sabar kan siapa pemenang yang berhasil memperebutkan piala Liga Basket Indonesia saat ini // Dan bagaimana Arif sisa waktu dan skor sementara dari pertanfingan ini //
Reporter    : Yap Firman dan shawtuners dirumah / kali ini waktu tinggal bebrapa detik lagi dengna keunggulan CLS Knight dengan skor 67-61 dari Pelita Jaya Jakarta / dan sudah bisa dipastikan shawtuners / CLS Knight menjuarai Liga Basket Indonesia untuk tahun ini // Dan coba dengar shawtuners terikan penonton memenuhi gedung ini / luar biasa sekali // Dan akhirnya shawtuner pertandingan final Liga Basket Indonesia 2016 in telah berakhir / luar biasa sekali gemuruh penonton di stadion ini // Dan selamat untuk Tim CLS Knight Surabaya yang telah memenangkan Liga ini / oke Firman kembali lagi ke anda di Radio //
Penyiar      : Baiklah terima kasih Arif atas informasi pertandingan final Liga Basket Indonesia 2016 hari ini / dan selamat bertugas kembali //
Baiklah shawtuners itu tadi informasi mengenai pertandingan Final Liga Basket Indonesia 2016 / dan selamat untuk Tim CLS Knight Surabaya yang telah memenangkan pertandingan ini // Untuk Tim Pelita Jaya Jakarta jangan berkecil hati masih ada tahun depan // Dan juga bagi shawtuners yang mendukung Tim dari CLS Knight Surabaya selamat atas kemenangannya / dan rayakan dengan positif tentunya //
Sudah tidak terasa juga hampir 30 menit Firman dan kru yang bertugas memberikan informasi tentang dunia olahraga dalam Lensa Olahraga hari ini shawruners // Besok akan ada lagi informasi tentang dunia olahraga di program yang sama dan di jam yang sama tentunya dalam Shawtuna 105,5 FM The Young Radio Favorite Station // Cukup sekian kebersamaan kita / Firman dan segenap kru yang bertugas undur diri /dan mohon maaf jika ada salah-salah kata / selamat siang / wassalamualaikum Wr.Wb / Salam Olahraga //


















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Reporter  harus memiliki pola komunikasi yang ampuh sebelum meliput berita di lapangan atau melakukan wawancara agar narasumber sebagai informan. Memberikan informasi berupa data dan informasi atas kejadian yang sedang terjadi. Reporter memiliki syarat untuk menunjang itu semua dan menyampaikan berita yang factual dengan kejadian di tempat kejadian .

Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih banyak memerlukan pembenahan. Oleh karena itu kami mengharap kepada segenap pembaca yang budiman untuk memberikan masukan baik berupa kritik maupun saran, baik secara lisan mapun secara tertulis. Kami akan dengan senang hati menerimanya. Harapan kami semoga makalah ini menjadi manfaat. Amin.








No comments:

Post a Comment